Beranda | Artikel
Tidak Tahu yang Allah Maafkan Syaikh Shalih al-Ushaimi #NasehatUlama
Kamis, 23 Februari 2023

Kemudian penulis—semoga Allah Taʿālā Merahmatinya—menyebutkan
satu kaidah bermanfaat, yang juga telah diisyaratkan
oleh Abul Abbas Ibnu Taimiyah al-H̱afīd dan muridnya, Ibnul Qayyim,
tentang ketidaktahuan seorang hamba yang dimaafkan.

Kesimpulannya, bahwa ketidaktahuan yang mungkin bagi seorang hamba
untuk menghilangkan dan menyingkirkannya tidak menjadi hujah baginya (untuk dimaafkan).

Seorang hamba hanya dimaafkan pada ketidaktahuan yang tidak mungkin baginya
untuk menghilangkan dan menolaknya,
sehingga dia masih memiliki keinginan dan kecintaan terhadap ilmu,
untuk mengetahui ilmu agama yang wajib dia ketahui,

hanya saja, dia tidak mampu merealisasikannya,
karena dia hidup di negeri yang jauh atau terpencil,
atau di negara kafir, atau karena sebab-sebab lainnya.

Penulis—semoga Allah Taʿālā Merahmatinya—memiliki satu pembahasan khusus
yang menjelaskan ketidaktahuan seorang hamba yang dimaafkan
dan ketidaktahuan yang tidak dimaafkan baginya,

yang mana intinya adalah bahwa ketidaktahuan seorang hamba
yang disertai kemampuan untuk menghilangkan dan menyingkirkannya,
maka dia tidak dimaafkan dalam keadaan ini.

Adapun ketidaktahuan yang seorang hamba tidak mampu
untuk menghilangkan dan menyingkirkannya, maka dia dimaafkan.

====

ثُمَّ ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

قَاعِدَةً نَافِعَةً أَشَارَ إِلَى مِثْلِهَا

أَبُو الْعَبَّاسِ ابْنُ تَيمِيَّةَ الْحَفِيدُ وَتِلْمِيذُهُ ابْنُ الْقَيِّمِ

فِيمَا يُعْذَرُ فِيهِ الْعَبْدُ مِنَ الْجَهْلِ

وَحَاصِلُهَا أَنَّ الْجَهْلَ الَّذِي يُمْكِنُ الْعَبْدُ

دَفْعُهُ وَرَفْعُهُ لَيْسَ حُجَّةً لَهُ

وَإِنَّمَا يُعْذَرُ الْعَبْدُ فِي جَهْلٍ لَا يَتَمَكَّنُ

مِنْ رَفْعِهِ وَدَفْعِهِ

فَتَكُونُ عِنْدَ الْعَبْدِ إِرَادَةٌ لِلْعِلْمِ وَمَحَبَّةٌ لَهُ

فِي مَعْرِفَةِ دِيْنِهِ الَّذِي يَلْزَمُهُ

لَكِنْ لَا مُكْنَةَ لَهُ عَلَى ذَلِكَ

لِنُشُئِهِ فِي بَلْدَةٍ بَعِيدَةٍ أَوْ بَادِيَةٍ

أَوْ بِلَادِ الْكُفْرِ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الْأَسْبَابِ

وَلِلْمُصَنِّفِ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى فَرْقٌ مُفْرَدٌ

فِي بَيَانِ مَا يُعْذَرُ بِهِ الْعَبْدُ مِنَ الْجَهْلِ

وَمَا لَا يُعْذَرُ بِهِ مِنَ الْجَهْلِ

وَمَرَدُّهُ إِلَى أَنَّ الْجَهْلَ الَّذِي لِلْعَبْدِ

فِيهِ قُدْرَةٌ عَلَى دَفْعِهِ وَرَفْعِهِ

لَا يُعْذَرُ الْعَبْدُ مَعَهُ

أَمَّا الْجَهْلُ الَّذِي لَا مُكْنَةَ لِلْعَبْدِ

عَلَى دَفْعِهِ وَرَفْعِهِ فَإِنَّهُ يَكُونُ عُذْرًا لَهُ


Artikel asli: https://nasehat.net/tidak-tahu-yang-allah-maafkan-syaikh-shalih-al-ushaimi-nasehatulama/